Dr. Zakir Naik Berhasil Menjawab Pertanyaan Sulit Seorang Ateis

Dr. Zakir Naik Berhasil Menjawab Pertanyaan Sulit Seorang Ateis

Baru-baru ini, saya menemukan sebuah video yang sempat heboh di YouTube dan kalangan umat muslim Indonesia yang diunggah oleh channel Lampu Islam. 

Video berdurasi 22 menit itu berisikan sebuah tanya jawab di suatu acara talkshow. Yang jelas, video ini berisikan tanya jawab antara seorang ateis bernama Harris dengan seorang muslim bernama Zakir Naik.

Setelah menonton video ini, saya menemukan beberapa kejanggalan terhadap jawaban-jawaban dan juga pemikiran Zakir Naik.

Kejanggalan #1 Tuhan = Manusia?

Secara sederhana si ateis bertanya kepada Zakir Naik, 
Sebelum Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya, bahkan sebelum Tuhan merencanakan ini semua, Tuhan sudah tahu akhirnya, karena Tuhan adalah Maha Tahu. Tuhan sudah tahu dari awal bahwa akan ada manusia yang masuk neraka dan disiksa. Sebelum Tuhan menciptakan dan bahkan merencanakan ini semua, Tuhan tahu pada akhirnya ia akan menyiksa manusia. Bukankah ini berarti Tuhan sadis karena ia tahu ia akan menyiksa manusia pada akhirnya, namun ia tetap menjalankan rencananya?

Zakir Naik menjawab dengan menganalogikan perilaku Tuhan ke manusia sama dengan perilaku guru ke murid-muridnya.

Ujian yang diberikan Tuhan pada manusia selayaknya sama dengan ujian yang diberikan seorang guru kepada murid-muridnya. Sama-sama harus adil.

Apabila Tuhan membantu manusia yang tidak mengikuti perintahnya untuk masuk surga, sama saja dengan guru yang membetulkan jawaban muridnya ketika sedang ujian. Tidak adil.

Hanya sekadar informasi, adil dan sama rata adalah berbeda. Adil itu relatif, sedangkan sama rata adalah mutlak. Pada kasus guru dan murid di atas, yang terjadi adalah kesama rataan. Tidak peduli latar belakang tiap murid, tidak peduli kesiapan tiap murid, ujian yang diberikan adalah sama. Itu adalah sama rata, bukan adil.

Pertanyaannya adalah, 
mengapa Zakir Naik menganalogikan perilaku Tuhan dengan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari? 
Apakah ini berarti Tuhan mempunyai pola pikir yang mirip dengan manusia? 
Bukankah logika Tuhan sangat jauh berbeda dengan manusia?

Kejanggalan #2 Lebih Dari Sempurna

Si ateis bertanya kembali, 
Mengapa harus ada ujian? Bukankah Tuhan mampu membuat kondisi di mana setiap orang tidak akan berbuat kesalahan? Bukankah Tuhan itu mampu melakukan segala hal dan tidak terbatas apapun?”.

Zakir Naik menjawab, 
Apakah yang anda maksud kenapa Tuhan tidak menciptakan manusia sempurna dan tidak akan berbuat kesalahan? Ketahuilah, bahwa Tuhan sudah menciptakan makhluk seperti itu, yaitu malaikat. Namun manusia lebih baik dari malaikat, karena manusia punya kehendak bebas.”

Jika malaikat adalah ciptaan yang sempurna, dan manusia lebih baik dari malaikat, maka manusia lebih dari sempurna. 
Apakah mungkin sesuatu lebih dari sempurna?

Kejanggalan #3 Jawaban Kitab

Zakir Naik bertanya, 
Mana yang lebih baik, malaikat yang mengikuti perintah Tuhan atau manusia (yang mempunyai kehendak bebas) yang mengikuti perintah Tuhan?

Si ateis menjawab, 
Kalau saya diberi kesempatan kedua, saya memilih untuk menjadi malaikat.

Zakir Naik merespons tentang kesempatan kedua dengan referensi beberapa ayat Quran, seperti Surat Al-A’raaf ayat 172, Al-Hashr ayat 21, dan Surat Al-Ahzaab ayat 72

Menurut saya, dua ayat pertama (Surat Al-A’raaf ayat 172, Al-Hashr ayat 21) yang disodorkan tidak nyambung dengan konteks bahasan yang disampaikan. Hanya ayat terakhir saja yang menjelaskan kenapa manusia itu adalah bodoh karena memilih untuk menjadi manusia.
Mengapa, di saat Zakir Naik tahu bahwa lawan bicaranya adalah seorang yang ateis (otomatis tidak beragama) menjawab dengan ayat-ayat Quran? 
Bukankah seorang ateis tidak mempercayai Quran sebagai firman Tuhan?
Zakir Naik secara tidak sadar berasumsi bahwa sang ateis percaya terhadap Quran sebagaimana ia percaya.

Bayangkan.... 
apabila anda seorang muslim bertanya kepada kaum beragama lain dan mereka menjawabnya dengan ayat-ayat dalam kitab mereka. 
Anda sebagai orang yang tidak percaya dengan kitab mereka tentu tidak akan puas.

Kejanggalan #4 Kehendak Bebas Bukan Cuma Milik Manusia


Zakir Naik mengatakan bahwa 
"sebelum kita dilahirkan, kita diberikan kebebasan untuk memilih, ingin menjadi manusia atau menjadi malaikat?"

Apabila menjadi manusia, kita akan mempunyai kehendak bebas, dan bisa lebih tinggi derajatnya dibanding malaikat atau juga lebih rendah.
Menjadi malaikat berarti kita terlahir seperti robot yang tidak punya kehendak bebas.

Namun satu hal menjanggal, apabila kita diberi kebebasan untuk memilih ingin lahir jadi apa, maka, dari awalpun, sebelum kita lahir, kita sudah punya kehendak bebas.

Anggaplah ketika kita belum lahir sebagai manusia atau malaikat, kita punya julukan, yaitu makhluk mentah.

Maka si makhluk mentah ini, juga sudah punya kehendak bebas, karena ia bisa memilih ingin menjadi manusia, atau menjadi malaikat.

Bertolak belakang dengan klaim Zakir Naik yang mengatakan bahwa hanya manusia lah makhluk yang mempunyai kehendak bebas.

Kejanggalan #5 80% = 100%?

Zakir Naik mengklaim kalau
"80% isi dari Quran cocok dengan sains, sedangkan 20% sisanya masih ambigu, tidak benar, tidak pula salah."

Lalu Zakir Naik berkata bahwa logika ia mengatakan bahwa karena 
"80% benar, dan tidak 0,01% pun sisanya yang salah (namun juga tidak benar), maka yang 20% pun pasti benar.
Ketika 80% benar, dan 20% ambigu, apa artinya? 
Artinya bahwa 80% benar dan 20% ambigu. Titik.
Keambiguan tidak menjadikan sesuatu menjadi benar. Ini kesalahan logika yang sangat sederhana namun fatal.

Hanya karena mayoritas benar, bukan berarti semua benar.

Bayangkan seorang guru memberi nilai 100 pada anak muridnya ketika 8 dari 10 pertanyaan dijawab dengan benar dan 2 sisanya adalah ambigu, agak konyol kan?

Kejanggalan #6 Universitas = Surga?

Zakir Naik mengatakan bahwa hanya 1% orang yang bisa masuk ke universitas tempat ia kuliah dulu. Pertanyaannya, kenapa hanya 1% saja yang bisa masuk?

Ia menjawab, karena universitas ini hanya untuk orang-orang terpilih, sama seperti surga, hanya untuk orang-orang terpilih.

Sebuah universitas mempunyai kapasitas yang terbatas, ini yang menjadikannya hanya mampu menampung sedikit orang. Terdapat juga kemampuan si manusianya sendiri dalam menelan pendidikan. Sehingga agar fasilitas yang terbatas ini tidak disia-siakan, maka hanya orang-orang terbaik dan memenuhi kriteria saja lah yang dipilih. Jadi alasan kenapa universitas memilih orang-orang terbaik adalah karena kapasitas yang terbatas.

Lalu, apakah surga juga terbatas? Apakah Tuhan tidak mampu membuat surga yang mampu menampung semua orang? Apakah Tuhan tidak mampu membuat semua manusia mempunyai kapasitas untuk masuk surga?

Lihat, penganalogian Tuhan dan manusia tidak bisa dilakukan, karena Tuhan bukan manusia dan tidak terbatas seperti manusia.

Kejanggalan #7 Ketidakadilan Tuhan


Zakir Naik mengatakan bahwa apabila kita cerdas, maka akan sangat mudah masuk surga.
Lalu bagaimana dengan orang yang tidak cerdas? 
Bagaimana dengan orang yang karena keadaan lingkungannya membuat ia tidak mengenal Tuhan? 
Bagaimana dengan orang yang lahir tanpa mengenal Islam sama sekali sampai akhir hayatnya?

Kita semua lahir di tempat yang berbeda, dengan orang tua yang berbeda, dengan kondisi fisik yang berbeda, dengan kecerdasan yang berbeda.

Tentu hasil pemikiran dan tindakan kita juga akan berbeda. 
Lalu mengapa Tuhan memberikan ujian yang sama persis kepada semua orang?
Apakah ini adil?

Tiga orang, satu kecil, satu biasa saja, satu besar. Ketiganya diberi makan dengan porsi yang sama, yaitu sedang.
Apakah itu adil? 
Bayangkan, orang yang badannya kecil, yang tidak butuh makan banyak, diberi makan dengan porsi yang menurut ia terlalu banyak. Berkebalikan dengan yang badannya besar, ia yang seharusnya mendapat porsi lebih malah merasa kurang.
Apakah itu adil? Yang jelas, itu adalah sama rata.

Adil itu relatif. Bagi si orang yang badannya sedang, ia merasa diperlakukan dengan adil, karena mendapat porsi yang tepat. Bagi si kecil dan si besar, mereka tidak diperlakukan dengan adil.

Adil itu relatif, sama rata itu jelas.

Kejanggalan #8 Ujian Tuhan = Ujian Manusia?

Zakir Naik berkata bahwa kitalah manusia yang bodoh karena memilih untuk ikut ujian yang diberikan Tuhan. Sebelumnya Zakir Naik berkata bahwa ketika kita memilih untuk menjadi manusia (memilih ikut ujian), maka ingatan kita akan dihapus. Kita tidak akan ingat bahwa kita pernah memilih untuk mengikuti ujian, pun ingat apapun sama sekali.

Sebelumnya juga Zakir Naik menganalogikan ujian yang diberikan Tuhan sama dengan ujian yang diberikan seorang guru kepada muridnya. Sama-sama harus adil.

Dalam ujian yang diberikan guru kepada muridnya, sang murid bisa mempelajari materi dulu dan kemudian tetap MENGINGATNYA ketika ujian berlangsung.

Sedangkan pada ujian Tuhan, anda hanya ditanya ingin ikut ujian atau tidak, dan ketika anda setuju untuk ikut, ingatan anda DIHILANGKAN.

Ketika ingatan anda dihilangkan sama sekali, itu tandanya anda yang sekarang bukanlah anda yang dulu (mahkluk mentah). Ketika lahir, otak kita masih bersih dan kita membentuk pikiran kita seiring kita hidup. Anda akan sepenuhnya baru, bukan lagi si makhluk mentah yang memilih untuk menjadi manusia tersebut.

Apakah adil apabila kesalahan yang dilakukan makhluk mentah tersebut dilimpahkan pada anda yang sekarang?

Kesimpulan
analisis Vidio Dr. Zakir Naik Berhasil Menjawab Pertanyaan Sulit Seorang Ateis


Zakir Naik sering sekali menganalogikan cara berpikir Tuhan, kenapa Tuhan melakukan ini dan itu, dan lain sebagainya dengan cara berpikir manusia, logika manusia, dan perilaku manusia.

Ketika si ateis bertanya tentang Tuhan, Zakir menjawab dengan pengibaratan manusia.

Hal yang menurut saya agak absurd karena klaimnya adalah bahwa Tuhan berbeda dengan manusia dan tidak mirip sama sekali dengan manusia dari segi apapun juga.

Ia juga sering menekankan bahwa ia adalah orang yang sangat saintifik, yang menurut saya agak lucu, seakan-akan ingin mencitrakan dirinya sebagai orang yang sangat logis dan saintifik.

Ia juga sempat menyinggung fakta-fakta sains yang terdapat di Quran sebagai acuan dia kalau Quran itu benar. Namun, seperti yang telah kita tahu, situs ini telah beberapa kali membantah klaim-klaim ajaib terkait fakta sains dalam Quran.

Seorang yang saintifik tentu tidak akan menjadikan kitab yang multitafsir sebagai pedoman dalam hal-hal berbau saintifik.

Itulah beberapa kejanggalan seputar pertanyaan pertama si ateis, untuk pertanyaan kedua, karena bersifat opini dan pendapat tentang bagaimana seharusnya kita bereaksi terhadap kehebatan Tuhan, maka tidak bisa didebat sehingga saya lewati. sumber

3 comments:

  1. Perkenalkan nama saya zull fikar. Dan saya ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH JONOSEUH atas bantuannya selama ini dan saya tidak menyangka kalau saya sudah bisa sukses dan ini semua berkat bantuan MBAH JONOSEUH,selama ini, saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang2 dan alhamdulillah kini sekarang saya sudah punya usaha Restoran sendiri,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH JONOSEUH atas bantuan nomor togel dan dana ghaibnya, dan saya yang dulunya pakum karna masalah faktor ekonomi dan kini kami sekeluarga sudah sangat serba berkecukupan dan tidak pernah lagi hutang sana sini,,bagi anda yang punya masalah keuangan jadi jangan ragu-ragu untuk menghubungi MBAH JONOSEUH karna beliau akan membantu semua masalah anda dan baru kali ini juga saya mendapatkan para normal yang sangat hebat dan benar-benar terbukti nyata,ini bukan hanya sekedar cerita atau rekayasa tapi inilah kisah nyata yang benar-benar nyata dari saya dan bagi anda yg ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH JONOSEUH di 0823 4444 5588 dan ingat kesempatan tidak akan datang untuk yang ke 2 kalinya terimah kasih..

    ReplyDelete
  2. Hahaha JEMPOL SELURUH DUNIA utk 2koment diatas!! @ibu kalifa & @zull fikar.
    Mereke paham bgt bgm menanggapi artikel tsb KARENA sedikitnya ilmu yg diberikan TUHAN ke penulis artikel tsb 😅😅
    Apkh mungkin artikel sepanjang itu bisa TIBA2 ada kalo tidak ada penulisnya,,???
    Tolong diuraikan apkh artikel ini bukan buah cipta si penulis? Alias artikel ini adlh sipenulis sndiri??
    Ambillah contoh TERENDAH + TERHINA di youtube yaitu PENCILMATION.

    ReplyDelete
  3. Sampeyan nulis artikel ini kan ada tujuannya! Lalu apa beda dg Tuhan? Sampeyan cuma punya 2tangan itu pun kalo normal smw syaraf2nya, belum tentu mampu menyelesaikan byk hal sebgm ibu sampayan.
    Apa kemampuan sampeyan menyelesaikan bbrp hal sekaligus sudah bisa SAMA TANGGUH nya dg ibu sampeyan?? Lah kog sudh menilai ZAT yg menciptakan ibu sampeyan,,??? 🤤🤤🤤🤤

    ReplyDelete