Sepak Terjang Ahmad Fathanah dan Wanita-wanitanya

Sepak Terjang Ahmad Fathanah dan Wanita-wanitanya

Fathanah Korupsi, bagaimana Islam?
Masih teringat segar dalam ingatan kita beberapa waktu lalu harga daging sapi melonjak naik. Ternyata berselang kemudian, terbukti ada penyimpangan dalam impor sapi. Yang lebih menghebohkan lagi, tersangka di balik penyimpangan ini adalah salah seorang pimpinan parpol yang berasaskan Islam dan selalu menyuarakan untuk formalisasi Syari’ah sebagai undang-undang negara. Sontak ini menjadi pukulan telak bagi partai yang digembar-gemborkan sebagai partai bersih, sebersih baju kebesaran mereka yang berwarna putih.

Kehebohan ini tidak selesai sampai di situ, masih ada lagi yang akan membuat orang lain tercengang ketika mengetahuinya. Ya, namanya Ahmad Fathanah, seseorang yang terlibat dalam kasus ini yang menyeret ketua DPP PKS ke penjara. Tapi kehebohannya bukan terletak pada keterlibatannya ini. Melainkan terletak bersama siapa saja dia dekat dan semuanya berhubungan dengan kasus korupsi. Dan setelah dilacak, ada perempuan-perempuan cantik di balik semua ini. Bahkan, Ahmad Fathanah yang digerebek oleh KPK di sebuah kamar hotel saat sedang bersama salah satu Mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta, namanya Maharani.


Setelah digali lebih mendalam lagi, tidak hanya Maharani yang ada dalam ‘lingkaran setan’ ini. Masih ada beberapa artis yang juga masih punya keterkaitan dengan Fathanah, dan ini bukan arti kelas teri, bahkan termasuk salah satu artis papan atas, yaitu Ayu Azhari. Arti yang bersuamikan orang bule ini ternyata sudah diberi uang oleh Fathanah yang katanya sebagai uang kontrak nyanyi dan uang ini sudah dikembalikan. Tidak cukup dengan Ayu Azhari, Vitalia Sesya yang sudah masuk dalam artis hot di dunia entertainment indonesia karena pernah menjadi model di salah satu majalah dewasa indonesia. Dan masih banyak lagi perempuan-perempuan yang ada di balik kehidupan Fathanah ini. Bahkan berita terbaru, ada sekitar 20 perempuan yang mendapat aliran dana dari Fathanah.

Melihat hal ini, perempuan memang sangat memukau bagi Fathanah. ‘Bertumpuk-tumpuk’ yang dimiliki seakan-akan tak berarti ketika tidak ada perempuan. Maka lalu tak heran ketika dia sangat memanjakan perempuan yang menarik baginya walaupun uang yang dimiliki ada kemungkinan bagian dari uang haram.

Ketertarikan seorang laki-laki pada perempuan memang merupakan kodrati, begitu juga sebaliknya. Bahkan tentang ketertarikan pada perempuan ini Allah sudah menegaskan melalui firman-Nya,

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (QS. Ali Imron: 14)

Dalam ayat tersebut secara nyata Allah menjelaskan bahwa mencintai perempuan merupakan sesuatu yang disenangi, bahkan cinta perempuan menempati tempat pertama, baru setelah itu cinta anak dan yang lainnya. Menempatkan perempuan sebagai orang yang memang dicintai bukan tanpa alasan, mengingat cinta pada perempuan ini merupakan awal dari terciptanya keturunan. Bagaimana bisa tercipta keturunan seandainya tidak ada ketertarikan pada perempuan?.

Agar cinta perempuan ini tidak menjadi bumerang pada laki-laki, maka islam memberikan aturan dalam mengungkapkan cinta ini, yaitu melalui pernikahan. Hanya saja godaan yang besar terkadang membutakan seseorang dari aturan ini, sehingga aturan yang telah digariskan oleh Allah diterobos demi kesenangan diri sendiri. Padahal hal ini akan menjadi malapetaka kalau dibiarkan.

Dalam kitab Dzurratu al-Nashihin diungkapkan sebuah kisah tentang salah seorang PSK dari kalangan Bani Israil. PSK ini menggoda para lelaki dengan duduk di pintu rumahnya. Anugerah kecantikan yang diterimanya membuat banyak lelaki tergoda padanya. Pada suatu ketika, lewat lah seorang laki-laki yang ahli ibadah di depan rumahnya dan secara pasti melihat pada seorang PSK itu dan ternyata laki-laki ini tergoda. Ibadah yang ia lakukan ternyata bisa menjadi benteng, makanya walaupun tergoda ia berusaha menghilangkannya dengan melawan diri sendiri sambil lalu berdoa pada Allah agar ketertarikan yang ada dalam hatinya ini dihilangkan.

Sayangnya, ketertarikan itu tidak hilang bahkan tambah kuat. Akhirnya dia pun tak memperdulikan lagi terhadap dosa yang akan muncul ketika dia melampiaskan ketertariakannya ini. Dan untuk memenuhi ‘hasrat’-nya dia menjual kain tenun kemudian hasil penjualannya dibawa ke si PSK sebagai bayaran. Lalu si laki-laki ahli ibadah duduk di sebuah ranjang bersama perempuan PSK itu yang telah berhias diri sehingga makin menggoda. Ketika si ahli ibadah hendak menyentuh si PSK, Allah dengan rahmat-Nya menyelamatkan si ahli ibadah, sehingga ketika itu juga dia sadar bahwa Allah sedang mengawasinya dan kalau tindakan dosa ini dilakukan maka segala amal ibadahnya akan hangus. Ketakutan pun menimpa dirinya dengan perubahan wajah yang menjadi merah sebagai tanda takut yang amat. Karena perubahan warna wajah ini si PSK tahu dan bertanya,

“Apa yang menimpamu?”.
Dia menjawab, “Aku takut pada Allah, apakah engkau memberikan izin padaku untuk keluar?”.

“Silahkan”, dengan nada ketus, dan melanjutkan “Masih banyak laki-laki yang mau bersenang-senang denganku. Terus bagaimana uang yang telah engkau serahkan?”
“Aku takut pada Allah dan uang yang telah aku serahkan itu halal bagi kamu. Dan sekarang izinkanlah aku untuk keluar”. Di ahli ibadah terus meminta untuk keluar

“Kamu benar-benar tidak mau melakukan sesuatu?”. Ungkap si PSK untuk meyakinkanya.
Dengan keteguhan hati dan tekat yang sudah bulat, si ahli ibadah menjawab, “Y, aku tidak akan melakukannya”.

Si PSK lalu merasa aneh dengan sikap si Ahli Ibadah dan membuat dia penasaran untuk bertanya, “Engkau dari mana dan siapa namamu?”
Mendengar perntanyaan itu, dia lalu menjelaskan secara jelas desa di mana dia berasal dan juga tidak lupa memberitahu namanya. Setelah itu dia diizinkan untuk keluar.

Ternyata, peristiwa tadi membuat si PSK sadar hingga menangis dengan tersedu-sedu. Dalam hatinya muncul ketakutan disebabkan berkah dari si Ahli Ibadah tadi. Lalu dalam hati dia berkata, “Ini merupakan dosa pertama kali yang dilakukan laki-laki tadi, tapi dia sudah ada ketakutan yang besar dalam dirinya, sementara aku sudah bergelimang dosa sejak beberapa tahun yang lalu (tapi tidak pernah ada rasa takut). Padahal Tuhanku yang dia takuti juga Tuhanku. Kan seharusnya ketakutanku lebih besar dari pada rasa takut yang menimpanya?.”

Akhirnya si PSK pun bertaubat dan berhenti dari pekerjannya menjadi PSK. Dia tidak lagi menggoda para lelaki di pintu rumahnya. Tekat taubat yang sudah ada dalam dirinya diiringi dengan ibadah pada Allah. Ketika ‘menghadap’ Allah dia berkata “Seandainya bertemu dengan laki-laki tadi maka dia akan menikahinya. Aku akan berada di sisinya. Aku akan belajar agama padanya agar dia bisa membantuku untuk terus bisa beribadah pada Allah”.

Keesokan harinya, dengan membawa bekal dia menuju desa di mana si laki-laki ahli ibadah itu tinggal. Tidak ada tujuan lain, kecuali ingin bertemu dan menikah dengannya. Ternyata perjalanan yang dia lakukan tidak sia-sia, dia bertemu dengan laki-laki ahli ibadah yang dicari. Ketika bertemu, dia membuka wajahnya agar dikenal dan si ahli ibadah pun mengenal siapa perempuan yang ada di depannya. Lalu pikirannya teringat pada apa yang telah terjadi antara dia dan perempuan itu. Mungkin karena takut, sehingga dia menjerit sangat keras dan ketika itu langsung meninggal. Si perempuan pun terdiam menangis melihat laki-laki yang ingin dinikahi meninggal. Kemudian si perempuan berkeluh kesah pada penduduk desa itu dengan berkata,

“Aku pergi kesini karena dia dan sekarang dia sudah meninggal, apakah dia punya keluarga yang membutuhkan perempun (untuk dinikahi)?.”
Mereka menjawab, “Ya dia punya saudara yang shalih tapi sangat miskin”.

“Ya tidak apa-apa, karena aku kaya”. Ucapnya.
Lalu datanglah saudara laki-laki dari si Ahli Ibadah tadi dan kemudian mereka menikah. Dari pernikahan ini lahirlah tujuh orang anak yang semuanya menjadi nabi.

Cerita ini memberikan gambaran bagaimana kecintaan pada perempuan harus tidak dibiarkan liar. Kecintaan ini harus dimanage agar tidak menimbulkan malapetaka. Mengingat cinta dan kasih sayang itu adalah anugerah, maka harus menimbulkan kebahagian tanpa melanggar aturan yang telah ditetapkan Sang Pemberi anugerah, Allah swt.

Kembali lagi pada persoalan Fathanah, seharusnya dia bisa menahan diri dari godaan yang mengitarinya, sebab kalau dibiarkan bukan kebahagian yang akan didapat melainkan kesengsaraan. Mari kita semua merenungi hal ini. sumber: cyberdakwah
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment