Misteri Al-Fatihah

Misteri Al-Fatihah

kaligrafi Al-Qur'an

Al Fatihah itu Surat dari langit kebumi atau Surat dari bumi kelangit?


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (QS 1:1)

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (QS 1:2)

الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (QS 1:3)

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
Yang menguasai di Hari Pembalasan (QS 1:4)

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan (QS 1:5)

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (QS 1:6)

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS 1:7)


Tanggapan:
Sekalipun Surat ini dianggap yang terbesar dari seluruh Quran, Ummul Kitab, ia pula yang mendatangkan permasalahan terbesar bagi para ulama dan Muslim sedunia.

Pertama-tama, 
Al-Fatihah ayat 1, tidak pasti apakah itu ayat basmalah dari Allah atau sekedar basmalah yang ditambahkan manusia (bukan ayat) sebagaimana dengan 112 basmalah lainya disetiap pembukaan SuraAl-Quran.

Kedua, 
Al-Fatihah ayat 5 dst. mendatangkan pertanyaan: 
“Dapatkah Allah memanggil diri-Nya sebagai “Engkau?” sedangkan “Allah” sendiri dipihak yang menyembah dan meminta tolong? 
Tampaknya ayat –ayat dari langit telah tercampur dengan “ayat-ayat” dari bumi. Jikalau itu adalah ayat-ayat Firman, maka Allah tidak akan lalai menyerukan/ memperingatkan kepada Muhammad dengan berkata: “Qul!” 
[Katakan, (hai Muhammad)] ketika Ia memulai ayat-5. 
Kata-seruan itu mutlak diperlukan Allah (dan manusia) demi menjaga agar Firman-Allah tidak sampai dipersekutukan kedalam “firman manusia.”

Ketiga, 
itu sebabnya Abdullah ibn Mas’ud — sahabat Nabi yang paling pakar dalam Surat Makkiyah, dan yang dipuji oleh Muhammad sendiri sebagai guru mengaji Al-Quran yang paling menonjol (Sahih Bukhari V, p.96-97) telah menolak Surat ini sebagai bagian dari Al-Quran. 
Ibn Mas’ud mengatakan bahwa Al Fatihah adalah sebentuk seruan doa Nabi diluar wahyu. Beliau wanti-wantikan sesama teman Muslim, “Jangan menulis kedalam Quran apa yang bukan bagiannya!” Dan dia mengklaim yang paling tahu latar belakang diturunkannya setiap ayat kepada Nabi (HR. Ahmad bin Hanbal). Ini berarti ada terendus kasus dimana para sahabat Nabi melakukan pencampuran wahyu dengan non-wahyu.

Kasus ini bertambah nyata, karena tak ada satupun sahabat Nabi dan ulama lainnya yang dapat memastikan kapan Surat Al- Fatihah ini diturunkan oleh Jibril (sebelum atau sesudah Sura tertentu). Mereka hanya menempatkannya secara pragmatis sebagai Sura Al-Quran yang pertama saja, padahal tak pernah ada perintah Muhammad untuk menempatkannya disitu!

Al-Fatihah Ayat ke-7, dirujukkan oleh pelbagai Hadis bahwa “Orang-orang Yahudi adalah pihak yang dimurkai. Sementara orang-orang Nasrani adalah orang-orang sesat.” (HR Tirmidzi; Ahmad 4/378; Tabrani dalam Al-Kabir 17/98, dll). 
Inilah yang paling disesalkan dari sebuah Ummul Kitab (Induk Kitab) yang mulia, sebab yang mereka DOAKAN kepada Allah disini (entah oleh Allah atau manusia) bukannya meminta pengampunan dari Allah, melainkan justru berujud penudingan, diskriminasi, dan pengutukan terhadap kaum Kristen dan Yahudi. Ya, Al Fatihah yang dibaca sedikitnya 17 kali sehari dalam sholat Muslim ternyata tidak meminta pengampunan atas dosa mereka yang terjadi disetiap waktu! Padahal Muhammad bersabda: “Demi Allah! Saya meminta ampun dan bertobat kepada Allah, dalam satu hari lebih dari 70 kali.”!

Sebagai pembanding, mari kita baca Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus dalam Injil-Nya, 
“Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat…”

Tidak ada penudingan kepada Muslim sesat atau yang dimurkai , kecuali 
“ampunilah kami…kami juga mengampuni… lepaskanlah kami dari yang jahat” (Matius 6:5-14). 
Itulah doa yang meminta ampun SERAYA mengampuni, DAN minta pelepasan dari belenggu sijahat!
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment