Ustad RUQIAH sambil RABA kemaluan pasien

Ustad RUQIAH sambil RABA kemaluan pasien

Pelecehan SEKSual oleh UGB
ustad tidak hanya ingin Surga Akhirat,
tapi dari sekarang ingin menikmati Surga Dunia
"R" mengaku trauma dengan sikap yang ia alami saat berobat di pengobatan UGB pada tahun 2011 lalu. Bahkan, trauma itu masih membekas hingga saat ini. Ia pun malas melihat sosok UGB di layar kaca.

"Kalau lihat dia (UGB) jijik dan takut," ungkap "R" saat mengadukan kasusnya di Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat.

Jika ada UGB di layar kaca, "R" pun langsung mengganti ke channel lainya. Setelah itu sang ibu, Eka pun selalu marah-marah kepada sosok UGB.

"Kalau yang marah-marah mamah, kalau ada dia di TV," lanjutnya.


Setelah kasusnya muncul di permukaan, ia pun tak akan mundur untuk menjerat suami Puput Melati itu. Tak ada kata damai kecuali UGB mengakui kesalahannya di hadapan media dan di depan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Ya mengakui saja, didepan kami dan MUI," tutupnya.

R mengaku mendapat pelecehan dari UGB saat berobat. Dia mengaku dibawa ke kamar gelap. Dengan dalih sebagai metode pengobatan, UGB diduga memasukkan jarinya ke kemaluan R.

ngaku Dicabuli UGB, "R" Jalani Visum

Untuk menjerat Ustadz Guntur Bumi (UGB), "R" melakukan visum di Klinik Pulih di Jalan Teluk Peleng 63 A. Komplek AL, Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

"R" didampingi dengan kuasa hukumnya, Priyagus Widodo melakukan visum untuk menguatkan bukti telah mengalami pelecehan yang dilakukan UGB pada tahun 2011 lalu. Kedatangan "R" ke Klinik Pulih juga untuk mengobati psikologis yang sempat terganggu akibat kejadian memalukan itu.

"Yang penting ini untuk penyembuhan luka batin, trauma dia dulu. Kalau nanti ada bukti visum ini bermanfaat atau tidak itu nomor dua. Yang pertama ini penyembuhan luka batin karena traumatik," ungkap Priyagus saat dihubungi lewat sambungan telefon, Kamis (27/3/2014).

Setelah mendaftar di klinik itu, "R" akan menjalani penyembuhan trauma selama seminggu sekali hingga lima minggu ke depan. Dari hasil pengobatan ini juga akan disampaikan ke pihak penyidik Polda Metro Jaya untuk menjadi pertimbangan menjebloskan UGB ke dalam penjara.

"Jadi nanti seminggu sekali selama 5 minggu lima kali kedatangan. Nanti "R" akan ditangani oleh psikolog. Dan hasilnya untuk yang bersangkutan dan untuk kebutuhan penyidik Polda," lanjut Priyagus.

wajah Ustad KAFIR yang mengaku Islami

Polisi Dalami 8 Aduan terkait Pencabulan & Penipuan UGB

Polisi menerima delapan laporan dari para korban eks pasien UGB. Delapan laporan itu kini semuanya masih didalami Kepolisian Polda Metro Jaya.

"Untuk perkembangan kasus penipuan dan pelecehan seksual yang dilaporkan inisial UGB. Ada delapan laporan yang masuk ke SPK (soal UGB). Seluruhnya lagi ditangani oleh kami. Dalam delapan laporan itu UGB sebagai terlapor," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto ditemui di ruangannya, Kamis (27/3/2014).

Dalam laporan itu, UGB dilaporkan karena diduga melakukan tindak pidana pasal 378 KUHP tentang penipuan, pasal 289 penipuan dan pencabulan, 379 A Penipuan sebagai mata pencarian.

"Pasal 378, pasal 289 penipuan dan pencabulan, 379 A penipuan sebagai mata pencarian. Korbannya dari delapan laporan itu pasien dari UGB. Ada yang melaporkan tertipu tapi enggak sembuh padahal sudah penuhi bayar paket-paket kaya domba, sudah diruwat, bersihkan rumah dari pengaruh jin, dll," lanjut Rikwanto.

Selanjutnya, dari delapan laporan itu, baru lima laporan yang baru berjalan. Rencananya, minggu depan saksi dari pihak pelapor akan datang untuk dimintai keterangan.

"Saat ini, lima laporan polisi udah dipanggilkan saksi pelapor pada minggu depan. Nanti diceritakan bukti penipuannya gimana dari pihak pelapor," tutupnya.

UGB Minta Korban Pelecehannya Tak Banyak Ngoceh

Wanita berinisial "R" mengaku sebagai korban pelecehan yang dilakukan UGB pada tahun 2011. Beserta sang ibu, "R" gencar mengeluarkan pernyataan dihadapan media terkait kasus yang menimpanya.

Menanggapi hal itu, pengacara UGB, Ramdan Alamsyah menilai harusnya "R" bisa berdiam diri dan menghormati proses hukum yang tengah berjalan.

"Jangan banyak ngoceh. Kalau sudah laporkan ke polisi ya sudah serahkan saja ke kepolisian," kata Ramdan di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Untuk menjerat UGB, "R" pun gencar berkunjung ke lembaga seperti Komnas Perempuan, dan MUI untuk meminta dukungan. Ramdan pun mempersilakan kegiatan itu, yang jelas baginya kasus ini murni rekayasa.

"Hak dia kalau mau laporan ke MUI. Kalau MUI dukung itu juga enggak apa-apa. Siapapun yang dukung silahkan. Tapi harus disadari, kejadian berlangsung tahun 2011, kenapa baru sekarang? Kami nyatakan itu cerita rekayasa," tutup Ramdan.

UGB Nangis Dituduh Peras & Cabuli Pasien

Ustadz Guntur Bumi tak kuat saat menghadapi cobaan yang datang dari para eks pasiennya. Suami Puput Melati itu pun sempat menitikan air mata saat curhat dengan Sunan Kalijaga.

Sunan awalnya ingin mengkroscek kebenaran tentang kasus dugaan pemerasan yang dilakukan Hans Suta dan Hudi Yusuf. Saat itu Sunan masih berstatus pengacara dari Hudi Yusuf.

"Semalam saya bertemu dengan UGB. Cukup lama, sampai pukul 02.00 WIB. Dia cerita semuanya, soal diperas dan diancam. Dia cerita sampai meneteskan air mata," ungkap Sunan saat ditemui di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (26/3/2014).

Permasalahan yang dialami UGB terbilang cukup pelik. Setelah dilaporkan oleh mantan pasiennya, UGB juga dilaporkan wanita berinisial "R" yang diduga mengalami pelecehan saat berobat di pengobatan UGB tahun 2011.

Sunan pun meyakini jika UGB mengalami tekanan saat harus menjalani islah dengan Hans Suta dan Hudi Yusuf. Karena tekanan itulah UGB rela memberikan emas seberat 3 kg dan uang sebesar Rp150 juta.

"Jadi saya menyimpulkan kalau Guntur Bumi ini berada di bawah ancaman saat menandatangani surat damai. Dan di surat itu ada kewajiban kalau ia harus membayar emas dan uang," tutup Sunan.

Nangis Sambil Kedip-Kedip, UGB Malu Dituding Lecehkan "R"

Ustadz Guntur Bumi (UGB) mengungkapkan kesedihannya atas permasalahan yang tengah menimpanya, saat menggelar jumpa pers di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, kemarin. Saat itu, tangis UGB pun pecah.

Ahli mikro ekspresi, Poppy Amalya, menilai, ada beberapa ungkapan yang ditunjukkan UGB tentang rasa malu, dan tidak bisa menerima kenyataan dalam hidupnya. Ungkapan itu terlihat saat UGB kerap berkedip, dan sesekali menundukkan kepala, dan pandangannya ke arah bawah.

"Kalau kedip-kedip mata itu, menandakan kalau dia (UGB) tidak bisa menerima kenyataan. Dia gelisah, khawatir," kata Poppy, saat berbincang dengan Okezone melalui sambungan telefon, Jumat (28/3/2014).

"Kalau dia kerap menunduk menunjukkan kalau dia itu malu. Beberapa kali dia juga tertunduk, bisa diartikan kalau dia memang malu atas masalah yang telah menimpanya," lanjut Poppy.

Poppy menegaskan, rasa malu tersebut bisa disebabkan tuduhan pelecehan yang menimpannya. Tidak hanya malu, UGB juga menunjukkan perasaan takut, dan khawatir.

"Secara body language dengan menangis dia terlihat sedih sekali, dan malu, karena tuduhan pelecehan, ada wajah ketakutan kekhawatiran," tandasnya.

Menangis, Justru Bentuk Hinaan UGB

Sebagai manusia biasa yang memiliki perasaan, Ustadz Guntur Bumi (UGB) tidak kuasa menahan tangis saat menggelar jumpa pers di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, kemarin.

Namun, ahli Mikro Ekspresi, Poppy Amalya, justru menilai tangisan Itu sebuah hinaan hingga menjatuhkan harga diri UGB.

"Menurut saya, sebenarnya dengan menangis itu sebuah hinaan buat dia (UGB). itu juga akan menjatuhkan dia sebagai laki-laki. Orang akan menganggapnya lemah," kata Poppy saat berbincang dengan Okezone, melalui sambungan telefon, Jumat (28/3/2014).

Sementara sebelumnya, Poppy menegaskan, UGB memang mengungkapkan kesedihan yang sebenarnya. Sehingga, kondisi itu menunjukan dirinya pada titik nol.

"Pada saat itu UGB terlihat dalam posisi terendahnya dia, berada pada titik nol. Biasanya dia tidak pernah tampil menangis," tandasnya.

UGB Memelas Minta Tempat Praktiknya Tak Ditutup

Ustadz Guntur Bumi (UGB) merasa aneh terhadap para bekas pasiennya yang mendesak agar tempat praktik pengobatannya segera ditutup.

"Kalau tidak dituruti, dipaksa menutup praktik. Padahal Majelis Ulama Indonesia (MUI) memperbolehkan untuk praktik sesuai syariat Islam," ucap UGB saat jumpa pers di Pesantren Asshiddiqiyah, Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (27/3/2014),

Diakui UGB bahwa tekanan yang diberikan para mantan pasiennya cukup mengganggu keluarga dan dirinya.

"Jadi tekanan intimidasi hantaman yang datang cukup mengganggu saya dan keluarga," aku UGB sembari mengusap air matanya.

UGB sendiri berharap masalahnya segera selesai. Apalagi, semua bukti saksi sudah diserahkan kepada kuasa hukumnya. "Mudah-mudahan Allah memberikan jalan terbuka. Karena bukti dan saksi sudah ada di pengacara," harap UGB sambil berlalu meninggalkan ruangan jumpa pers.  sumber
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment