Mahasiswi Unpad Ditemukan Pingsan

Mahasiswi Unpad Ditemukan Pingsan

Masyarakat Cikole Lembang digegerkan dengan penemuan sesosok perempuan dalam kondisi pingsan di salah satu pusat perbelanjaan kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Kapolsek Lembang AKP Santiaji Kartasasmita mengatakan, perempuan yang diketahui berinisial JS dan berstatus sebagai mahasiswi di Universitas Padjadjaran (Unpad) ditemukan Senin (19/5/2014) sekitar pukul 04.00 WIB.

"Saat itu kondisinya lemas dan tidak sadarkan diri. Pertama kali ditemukan oleh warga sekitar sebelum dilaporkan kepada pihak kepolisian," ujar Santiaji.

Dia menjelaskan, dari hasil penyelidikan sementara, mahasiswi ini diduga menjadi korban penyekapan di sekitar wilayah Jatinangor. Ia kemudian dibawa ke kawasan Sumedang sebelum akhirnya dibuang di Lembang.


"Kita sudah memeriksa beberapa orang saksi termasuk korban. Namun karena kondisinya masih shock, kita belum bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut," ucapnya.

Apakah ada indikasi tindak pemerkosaan terhadap korban? Santiaji menegaskan hingga kini pihaknya masih menunggu hasil visum yang dilakukan oleh Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung di mana JS mendapat perawatan.

"Korban sendiri kini masih dalam perawatan dan dalam kondisi shock. Kita menunggu sampai kondisinya membaik," tandas Santiaji.

Pihak kepolisian masih mendalami kasus dugaan penyekapan kepada JS mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) yang ditemukan pingsan di kawasan Lembang, Kabupaten, Bandung Barat. Korban diketahui berkewarganegaraan Malaysia.

Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan mengatakan pihaknya tengah berusaha keras menemukan para pelaku. Menurut dia, kasus ini telah mempermalukan nama Jawa Barat di mata warga negara lain.

"Sama perhatian. Tapi ini keterlaluan dan membuat malu Jawa Barat. Apalagi mereka sekolah di sini (Unpad). Ini kan mahasiswa negara tetangga (Malaysia), harusnya kita jaga. Nanti lama-lama mahasiswa nggak mau ke sini," ujar Iriawan di Bandung, Selasa (20/05/2014).

Dia menjelaskan, selain penyekapan, pihaknya juga tengah menelusuri dugaan pemerkosaan terhadap JS. Polisi sejauh ini menemukan indikasi tindakan pelecehan seksual itu berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap korban dan saksi.

"Diperkosa kita masih dugaan. Ini kan masih dalam pemeriksaan medis. Tapi kemungkinan besar betul seperti itu (pemerkosaan)," kata Iriawan.

Pihak kepolisian saat ini masih menunggu hasil visum dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Hasilnya segera ditindaklanjuti. "Kalau untuk hasil visum memang belum keluar, tapi memang mungkin (diperkosa)," tandas Iriawan. JS ditemukan Senin 19 Mei 2014 sekitar pukul 04.00 WIB. "Saat itu kondisinya lemas dan tidak sadarkan diri. Pertama kali ditemukan oleh warga sekitar sebelum dilaporkan ke pihak kepolisian," ujar Kapolsek Lembang AKP Santiaji Kartasasmita.

Dia menjelaskan, dari hasil penyelidikan sementara, mahasiswi ini diduga menjadi korban penyekapan di sekitar wilayah Jatinangor. Ia kemudian dibawa ke kawasan Sumedang sebelum akhirnya dibuang di Lembang.

Setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, JS mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) asal Malaysia yang diduga menjadi korban penculikan dan perkosaan akhirnya pulang ke negaranya.

"Masih agak shock tapi kondisi korban sudah berangsur membaik dan kini sudah kembali pulang ke Malaysia yang menjadi negara asalnya," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul.

Disinggung hasil visum rumah sakit terkait pemerkosaan, Martinus menegaskan hingga kini pihaknya belum menerima hasil visum yang menjelaskan kondisi korban usai dibius.

"Visumnya belum keluar, kami masih menunggu. Kami masih belum bisa memastikan kejadian seperti apa karena usai dibius korban tidak sadarkan diri," bebernya.

Lebih lanjut Martinus menuturkan untuk mengungkap kasus ini, pihaknya menerjunkan tim terbaik untuk memburu pelaku yang hingga kini identitasnya belum diketahui.

"Tim diturunkan untuk manangani kasus ini. Kami juga akan melakukan penelusuran mulai dari ATM di Jatinangor sampai di Grafika Lembang," pungkas Martinus.

Kronologi Penyekapan Mahasiswi Unpad Asal Malaysia

JS, mahasiswi Universitas Padjadjaran asal Malaysia diduga menjadi korban penyekapan dan pemerkosaan oleh orang yang tidak dikenal. Tubuhnya dibuang di kawasan Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan menuturkan kronologi kejadian tersebut. Sebelum ditemukan pingsan, JS masih melakukan aktivitas di sekitar kampus Unpad di Jatinangor, Sumedang, pada Jumat 16 Mei 2014 malam.

"Saat malam hari korban (JS) sempat mengambil uang di ATM (Jumat 16 Mei 2014). Jadi dia ambil uang di ATM lalu didatangi orang kemudian dibius," kata Iriawan di Bandung, Selasa (20/5/2014).

Sejak dibius, korban tidak sadarkan diri dan tidak ingat tentang kejadian yang menimpanya sebelum ditemukan warga di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat pada keesokan harinya, Sabtu 17 Mei 2014.

Pihaknya menduga penculikan itu dilakukan lebih dari dua orang dan menggunakan kendaraan roda empat untuk membuang korban.

Disinggung soal kondisi korban sendiri, Iriawan mengatakan, korban saat ini menjalani perawatan intensif di RSHS Bandung karena mengalami trauma dan belum bisa dimintai keterangan

"Korban mengalami trauma dan kita masih menunggu hasil visum (untuk memastikan dugaan pemerkosaan yang dialami oleh korban)," pungkas Iriawan.

Polisi Panggil Mahasiswi Unpad Korban Penyekapan dari Malaysia

Penyidik Polda Jabar akan memanggil kembali JS, mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) Jurusan Kedokteran asal Malaysia yang diduga menjadi korban penculikan dan pemerkosaan.

Kasubdit III Ditreskrimum AKBP Murdjoko Budoyono mengatakan, pemanggilan JS dilakukan guna meminta keterangan tambahan terkait kejadian yang menimpa dirinya.

"Dalam waktu dekat, secara resmi kami akan kembali memanggil korban untuk dilakukan pemeriksaan tambahan," katanya saat ditemui di Mapolda Jabar, Bandung, Jumat (6/6/2014).

Ditambahkannya, hal tersebut perlu dilakukan guna menemukan titik terang. Sebab kasus ini sempat terhambat semenjak JS mulai kembali ke negaranya. Meski masih berkomunikasi, namun hal tersebut sedikit menyulitkan pihak penyidik. "Karena dia ingin buru-buru pulang (ke Malaysia), kami tidak bisa melarang. Tetapi menjadi kendala bagi kami. Pemeriksaan terhadap pelapor waktu itu masih dangkal sekali. Kunci agar hasilnya jelas dan terang yakni pelapor (mahasiswi Unpad) harus cepat kembali ke Bandung," jelasnya.

Murjoko menjelaskan, pemeriksaan dibutuhkan untuk mencocokkan fakta-fakta baru yang ditemukan pihak kepolisian selama penyidikan. Berupa alat bukti, petunjuk, dan saksi-saksi.

"Terkait fakta yang kami temukan, ada beberapa hal yang harus kami cocokkan dengan versi pengakuan bersangkutan (pelapor). Maka itu, kami menyarankan pelapor bisa hadir," ujarnya.

Periksa 23 Saksi

Sejauh ini, sudah ada 23 orang saksi yang telah diperiksa terkait dugaan kasus tersebut.
"Kita melakukan pendalaman atas kasus ini, dan telah memeriksa 23 orang saksi yang terdiri dari rekan korban, penjaga warung, pemilik kosan, orang yang menemukan korban dan beberapa orang lainnya," urai Murdjoko.
Namun dari ke-23 orang saksi tersebut, belum ada satupun yang statusnya meningkat menjadi tersangka. Sebab polisi masih menunggu keterangan lebih lanjut JS.

"Dari ke-23 saksi belum ada satu pun yang statusnya berubah ataupun yang kita amankan. Sebelum korban datang ke Bandung lagi dan dilakukan pemeriksaan kembali kepadanya. Kita tidak mau berandai-andai, jadi setelah dia datang dan menceritakan versinya yang kemudian dicocokkan dengan fakta yang kami dapat. Baru titik terang kasus tersebut dapat terkuak," ujarnya.

Penyelidikan kasus dugaan pemerkosaan dan penculikan yang dialami oleh JS, mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) Jurusan Kedokteran asal Malaysia masih terus dilakukan. Meski JS telah kembali ke kampung halamannya di Negeri Jiran. Ia juga akan dipanggil polisi guna memberikan keterangan tambahan untuk kasus itu dalam waktu dekat.

Tunggu Korban, Hasil Visum Mahasiswi Unpad Korban Belum Dibuka

Apa alasan pihak kepolisian menunda untuk menyampaikan hasil tersebut? Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum AKBP Murdjoko Budoyono mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu kedatangan korban yang kini masih berada di Malaysia.

"Pengakuan pelapor selama ini perlu dikonfrontir. Makanya, nanti kami konfrontir dengan pelapornya baru disampaikan (hasil visum)," katanya saat ditemui di Mapolda Jabar, Jumat (6/6/2014).

Konfrontasi itu sendiri nantinya akan dihadiri pihak kepolisian, saksi, dan juga pihak Rumah Sakit yang melakukan visum kepada JS terkait insiden yang menimpanya ini.

"Tentunya rekonstruksi itu harus dihadiri pelapor. Nanti rekonstruksinya berdasarkan versi pelapor," tutur Murdjoko

Laporan Pemerkosaan oleh Mahasiswi Unpad Diduga Direkayasa

Mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) asal Malaysia, JS, diduga merekayasa kejadian penculikan dan pemerkosaan yang menimpa dirinya.

Hal tersebut diutarakan Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan saat ditemui di Bandung, Senin (9/6/2014). "Ya, korban diduga merekayasa (laporan dan keterangan kepada penyidik kepolisian)," katanya.

Tidak hanya berdasarkan hasil visum yang menyebutkan tidak ada tanda-tanda pemerkosaan, kejanggalan juga ditemukan setelah olah tempat kejadian perkara, rekonstruksi kejadian, dan pemeriksaan saksi.

"Jam 8 (malam) diculik. Padahal jam 8 kita lakukan olah TKP disitu, tempatnya ramai tak mungkin ada penculikan. Kita tanya saksi ada satpam dan rekan korban, tidak ada yang melihat (penculikan)," ucapnya.

Petugas juga menemukan jejak komunikasi antara korban dan mantan pacarnya melalui telepon seluler di Medan, sekitar pukul 23.00 WIB atau ketika diculik.

"Jam 11 (malam) menelepon bekas pacarnya di Medan dan mesra-mesraan. Apa mungkin sedang diculik menelepon? Mesra lagi," tambahnya.

Berdasarkan hasil visum Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, Jawa Barat, tidak ditemukan tanda kekerasan atau bekas pemerkosaan pada bagian alat vital korban. Selain itu tidak ditemukan jejak sperma.

Seperti dilaporkan 17 Mei 2014, JS ditemukan tidak sadarkan diri di kawasan Cikole Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Mahasiswa jurusan kedokteran itu diduga menjadi korban penculikan dan pemerkosaan oleh pelaku lebih dari dua orang.

Penculikan terjadi pada Jumat malam, 16 Mei 2014. Saat itu JS sempat mengambil uang di ATM kawasan Jatinangor. Namun tiba-tiba dia didatangi pelaku yang membius dan memasukkannya ke dalam mobil sebelum akhirnya ditemukan warga di kawasan Lembang.

Untuk penyidikan lebih lanjut, polisi akan memanggil kembali JS, yang saat ini sudah berada di negaranya, Malaysia. sumber
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment