Aksi FPI bubarkan diskusi
Aksi Front Pembela Islam (FPI) |
Awal mula pembentukan ormas Front Pembela Islam (FPI) sudah menjadi pergunjingan masyarakat. Saat itu berembus kabar dibentuknya ormas ini sebagai upaya melakukan pengereman kepada gerakan massa Islam. Namun seiring runtuhnya orde baru, massa di dalam internal FPI terbagi ke dalam beberapa kelompok. Kelompok lain dalam ormas inilah yang diduga kerap melakukan tindakan kontroversial.
Sebagian masyarakat menilai aksi yang dilakukan FPI kerap kelewatan. Tidak jarang mereka membuat keonaran saat sebuah diskusi berlangsung. Alasan Ormas Islam ini sering menggeruduk beberapa tempat karena diskusi dianggap menyesatkan umat hingga pemberitaan yang menyudutkan mereka.
Beberapa catatan aksi FPI yang menggeruduk saat acara diskusi berlangsung dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber. Berikut aksi-aksi FPI yang membubarkan diskusi:
Aksi FPI geruduk diskusi korban kekerasan atas nama agama
Setara Institute, lembaga pimpinan advokat senior Hendardi menggelar acara diskusi "Menghapus Diskriminasi, Membangun Perlindungan Holistik Jaminan Beragama/Berkeyakinan di Jawa barat".
Acara itu diadakan bersama para korban diskriminasi dan kekerasan atas nama agama, perwakilan organisasi keagamaan dan sejumlah LSM pegiat HAM, di sebuah hotel The Amaroossa, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/1/11).
FPI menggeruduk acara tersebut karena menuding pemberitaan yang dilakukan Setara Institute sering membuat laporan-laporan yang mendiskreditkan umat Islam.
Menurut keterangan salah seorang peserta Dindin Ghazali, sekitar sepuluh orang berusaha merangsek masuk ke ruang pertemuan. Tapi tertahan di lobi hotel yang dijaga aparat. Mengaku perwakilan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bandung, mereka berteriak-teriak agar diskusi dibubarkan. Acara diskusi sendiri berlangsung sekitar 1,5 jam, lebih cepat dari yang dijadwalkan panitia selama 4 jam. Dengan dijaga puluhan aparat, acara diskusi digelar tanpa kehadiran perwakilan empat lembaga pemerintah dan institusi keagamaan yang diundang
Aksi FPI geruduk diskusi lintas agama di Surabaya
Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) Surabaya membubarkan rencana diskusi terbatas forum lintas agama di Hotel Inna Simpang, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Kamis (13/1/2013). Mereka menggeruduk hotel dan meminta agar pengelola hotel membatalkan kegiatan tersebut.
Ketua Tanfidziyah FPI Surabaya, Muhammad Mahdi al-Habsyi mengatakan, dia bergerak dengan alasan pertemuan lintas agama itu telah ditunggangi oleh Ahmadiyah dan kelompok gay serta lesbian. Mereka menggunakan momentum kedatangan Presiden SBY untuk menggelar seminar.
"Kalau ada presiden terus dikiranya kami takut," katanya.
Mahdi menambahkan, dirinya mengaku tidak ada persoalan dengan seminar-seminar lintas agama. Namun keterlibatan Ahmadiyah serta kelompok gay-lesbian dalam acara tersebut tidak bisa dia terima.
"Mereka musuh kami," ujarnya.
Aksi FPI bubarkan paksa diskusi teologi Islam-Kristen
10 anggota Front Pembela Islam (FPI) membubarkan diskusi dan bedah topik teologi Islam Kristen di Surabaya, Jawa Timur, (13/06/2013). Mereka memaksa masuk ke dalam area acara dan menghentikan pembahasan yang ada dalam kitab suci agama Kristen dan Islam itu.
FPI membubarkan diskusi itu, karena panitianya mengingkari janji. Yakni, panitia berjanji agar acara tersebut dibatalkan.
Panitia diskusi, Susan Phi Sian bersama dengan massa dari FPI kemudian melanjutkan proses ke Polrestabes Surabaya untuk berdamai.
Aksi FPI bubarkan diskusi buku di Salihara
Diskusi dan peluncuran buku di Komunitas Salihara, Jalan Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dibubarkan polisi dengan alasan tidak memiliki izin. Pembubaran itu atas desakan ratusan massa Front Pembela Islam yang datang ke lokasi kuliah umum dan peluncuran buku Iman, Cinta dan Kebebasan oleh tokoh feminis asal Kanada, Irshad Manji, Jumat, 4 Mei 2012.
Ketua Front Pembela Islam (FPI) Salim Alatas mengatakan alasan FPI melakukan unjuk rasa karena buku itu dianggap merusak moral bangsa. Jika pemerintah mengizinkan, kata Salim Alatas, artinya pemerintah mengakui ajaran sesat itu. "Bila mau jadi lesbi atau gay, sendiri saja. Jangan ajak-ajak," katanya.
Aksi FPI bubarkan diskusi buku Tan Malaka di Surabaya
Acara bedah buku Tan Malak di C20 Library Jalan Dr Cipto, Surabaya, Jawa Timur batal digelar. Sebab, selain sempat dilarang pihak kepolisian, acara itu juga disoroti oleh pihak Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur.
Selain FPI, hadir juga beberapa elemen yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur. Mereka memprotes keras gelar acara tersebut, sebab sosok Tan Malaka adalah tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI). Mereka menyatakan tak peduli, meski Tan Malaka juga salah satu tokoh pejuang.
"Itu kan versinya PKI. Tan Malaka itu kan pahlawannya orang-orang PKI, Tan Malaka itu kan tokoh Marxis," kata Ketua Bagian Nahi Mungkar FPI Jawa Timur KH Dhofir di depan Gedung C20 Library, sembari menegaskan, kalau Tap MPR RI tentang pelarangan aktivitas partai komunis masih berlaku di Indonesia. sumber
No comments:
Post a Comment