istri Harus Taat kepada Suami
Posisi Wanita dalam Islam |
الدُّنْيَا مَتاَعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 1467).
Pria baik-baik tentu mendambakan istri yang sholihah. Karena istri sholihah inilah yang mampu menciptakan keluarga sakinah, melahirkan, mengasuh dan mendidik keturunannya menjadi anak baik-baik, yang sholih dan sholihah.
Untuk para istri maupun calon seorang istri yang shalihah, hendaknya mengetahui apa yang disukai oleh suaminya, banyak sifat dan ciri-ciri wanita shalihah yang sangat didambakan oleh para suami. Tentunya semua yang dilakukan tidak terlepas dari ajaran-ajaran agama. Perlunya pengetahuan tentang hakikat sebagai seorang istri itu sangat penting agar dalam menjalani biduk rumah tangga berjalan dengan penuh keharmonisan, sakinah, mawaddah wa rohmah. Tidak hanya istri, suamipun harus mengetahui hakikatnya sebagai seorang suami, pemimpin rumah tangga dan imam yang baik bagi keluarganya.
Sebagai seorang pria sholih atau suami yang sholih, tentu menginginkan wanitanya memiliki sifat-sifat baik yang mampu menentramkan hati suami dan membawa keberkahan dalam keluarga yang akan dibangunnya.
Sesungguhnya banyak sifat-sifat yang merupakan ciri-ciri seorang istri sholihah. Semakin banyak sifat-sifat tersebut pada diri seorang wanita maka nilai kesholehannya semakin tinggi, akan tetapi demikian juga sebaliknya jika semakin sedikit maka semakin rendah pula nilai kesholehannya. Sebagian Sifat-sifat tersebut dengan tegas dijelaskan oleh Allah dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan sebagiannya lagi sesuai dengan penilaian 'urf (adat). Karena pasangan suami istri diperintahkan untuk saling mempergauli dengan baik sesuai dengan urf.
Tentang istri sholihah Alloh swt berfirman,
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعِضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوْا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ وَاللاَّتِي تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلاً إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
Arttinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah swt telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah swt lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah swt telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah swt Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An Nisaa’ : 34)
Diantara ciri-ciri istri sholihah adalah; menyenangkan saat dipandang, taat ketika diperintah suaminya serta tidak menentang.
3231 – أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ؟ قَالَ: «الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ»__________[حكم الألباني] حسن صحيح
… Abi Hurairah meriwayatkan: Ditanyakan pada Rasulillah s.a.w. manakah perempuan yang paling baik? Nabi menjawab: “Perempuan kalau dipandang suaminya bisa menyenangkan, kalau diperintah bisa taat dan tidak menentang suaminya dalam urusan diri dan hartanya dengan apa-apa yang dibenci oleh suaminya (tidak khianat, tidak menghambur-hamburkan harta)[Hadist Sunana Nasa’i No. 3231 Kitabu Nikah Bab Ayyunisa’ Khoir]
Rosululloh saw bersabda,
مَااسْتَفَادَ الْمُؤْمِنُ بَعْدَ تَقْوَى اللهِ خَيْرًا لَهُ مْنِ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ إِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِنْ أَقْسَمَ عَلَيْهَا أَبَرَّتْهُ وَإِنْ غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ فِى مَالِهِ وَعِرْضِهِ
Artinya: “Tidaklah seorang mukmin memperoleh sesuatu yang lebih baik sesudah takwa kepada Alloh swt selain dari istri yang sholihah; jika diperintah ia patuh, jika dipandang menyenangkan, jika diminta untuk menunaikan sesuatu ditunaikannya dengan baik, dan jika ia (suami) jauh darinya, dijagalah hartanya dan harga dirinya.” (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى
"Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: "Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha." (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257.)
Qotadah rahimahullah berkata
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ
"Yaitu wanita-wanita yang taat kepada Allah dan kepada suami-suami mereka" (Ad-Dur al-Mantsuur 4/386)
Terkadang pendapat suami bertentangan dengan pendapat istri, karena pendapat istri lebih baik. Seorang istri yang sholehah hendaknya ia menyampaikan pendapatnya tersebut kepada sang suami akan tetapi ia harus ingat bahwasanya segala keputusan berada di tangan suami, apapun keputusannya selama tidak bertentangan dengan syari'at.
Termasuk ketaatan istri pada suaminya adalah soal urusan ranjang. Seorang istri yang menolak diajak suaminya bercinta sehingga suami jengkel maka wanita itu dilaknat malaikat sepanjang malam.
3237 – حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا المَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ» تَابَعَهُ شُعْبَةُ، وَأَبُو حَمْزَةَ، وَابْنُ دَاوُدَ، وَأَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الأَعْمَشِ
… Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ketika seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidur (untuk bercinta) maka istri menolak dan suami marah padanya malaikat melaknati sang istri hingga subuh tiba”.Hadist Shohih Bukhari No. 3237 Kitabul Bada’a Kholkhi
إِذَا دَعَا اَلرَّجُلُ اِمْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِيءَ , لَعَنَتْهَا اَلْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
Artinya: “Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur (berhubungan badan), lalu istrinya tidak mau menurutinya, dan suaminya sepanjang malam marah kepadanya, niscaya dia dilaknat oleh malaikat hingga pagi hari.”. (HR. Bukhori Muslim)
inti dari 2 hadist diatas adalah Istri yang taat dan harus melayani suami disaat diajak bercinta (jimm'a). ini menunjukan posisi SURGA DUNIA untuk para lelaki muslim.
Ketika suami sedang berada di rumah, janganlah menyibukkan diri dengan melakukan ibadah-ibadah sunnah yang bisa menghalangi suaminya untuk istimta' (bernikmat-nikmat) dengannya, kecuali bila suami mengizinkan. Jika sudah berumah tangga, istri adalah "ladang" bagi suaminya, dan disitulah ladang pahala bagi keduanya. seperti dikatakan dalam sebuah hadits
لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
yang artinya : “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
disamping masalah seks, muslimah dambaan adalah Wanita yang taat dan bertaqwa kepada Allah SWT dan paham agama.
تُنْكَحُ النِّسَاءُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Yang artinya " Wanita dinikahi karena empat faktor yaitu karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung." (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466).
إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا دَخَلَتْ الْجَنَّةَ
Artinya: “Apabila seorang istri telah mendirikan sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, selalu menjaga diri dan mentaati suaminya niscaya dia masuk surga.” (HR. Al Bazzar)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ الّليْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ, فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ. وَ رَحِمَ اللهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ الّليْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَصَلَّى, فَإِنْ أَبَى نَضَحَت فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ
“Semoga Allah merahmati seorang lelaki (suami) yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan istrinya hingga istrinya pun shalat. Bila istrinya enggan, ia percikkan air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati seorang wanita (istri) yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan suaminya hingga suaminya pun shalat. Bila suaminya enggan, ia percikkan air ke wajahnya.” (HR Abu Dawud no 1308)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
إِذَا أَيْقَظَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ مِنَ اللّيْلِ فَصَلَّيَا أَوْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا، كُتِبَا في الذَّاكِرِيْنَ وَالذَّاكِرَاتِ
“Apabila seorang lelaki (suami) membangunkan istrinya di waktu malam hingga keduanya mengerjakan shalat atau shalat dua rakaat semuanya, maka keduanya dicatat termasuk golongan laki-laki dan perempuan yang berzikir.” (HR Abu Dawud no 1309)
Dalam riwayat yang dikeluarkan An-Nasa`i disebutkan dengan lafadz:
إِذَا اسْتَيْقَظَ الرَّجُلُ مِنَ اللّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ, كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ
“Apabila seorang lelaki (suami) bangun di waktu malam dan ia membangunkan istrinya lalu keduanya mengerjakan shalat dua rakaat, maka keduanya dicatat termasuk golongan laki-laki dan perempuan yang banyak mengingat/berdzikir kepada Allah.”
Rasulullah SAW mengancam dan melarang laki-laki menikahi perempuan bukan karena agamanya.
“Jangan kalian mengawini wanita karena kecantikannya, bisa jadi kecantikannya akan membuatnya sombong. Dan jangan pula karena hartanya, bisa jadi kekayaannya membuat dia melawan, tetapi kawinilah wanita karena agamanya. Sesungguhnya hamba sahaya yang hitam lagi pesek namun beragama itu lebih baik.”(HR Ibnu Majah)
Bekal yang sangat diutamakan adalah paham tentang ajaran-ajaran agama, bisa membaca dan melantunkan ayat-ayat Al-qur'an yang bisa menjadi dasar untuk dapat mewujudkan rumah tangganya dengan pondasi yang kokoh guna menyiapkan generasi Islam yang diridhoiNya.
Wanita yang bisa mengaji atau mambaca ayat Al-Qur'an. Sangat penting bagi wanita untuk pandai melantunkan dan membaca ayat al-qur'an dan lebih bagus lagi hafal ayat al-qur'an karena selain pahalanya membacanya yang luar biasa, Al-Qur'an merupakan salah satu mukjizat yang Allah jamin kemurniannya. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan didalamnya salah satunya adalah Al-Qur'an dapat merangsang perkembangan otak anak dan meningkatkan intelegensinya, ketika mengandung hendaknya sering-sering membacakan ayat-ayat al-qur'an, agar kelak generasi yang dilahirkan menjadi cerdas dan berakhlak budiman.
أَيـُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا رَاضٍ عَنْهَا دَخَلَتْ الْـجَنَّةَ
Artinya: “Wanita manapun yang mati sedangkan suaminya rela kepadanya, maka ia masuk sorga.” (HR. Tirmidzi)
لاَتُسَافِرُ إِمْرَأَةٌ مَسِيْرَةَ يَوْمَيْنِ لَيْسَ مَعَهَا زَوْجُهَا أَوْ ذُوْمَحْرَمٍ
Artinya: “Seorang wanita dilarang bepergian jauh sejauh perjalanan dua hari tanpa ditemani suami atau muhrimnya." (HR. Bukhori)
مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاَثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَى لَأْوَائِهِنَّ وَضَرَّائِهِنَّ وَسَرَّائِهِنَّ أَدْخَلَهُ اللهُ الْـجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُنَّ فَقَالَ رَجُلٌ أَوْ ثِنْتَانِ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ أَوْ ثِنْتَانِ فَقَالَ رَجُلٌ أَوْ وَاحِدَةٌ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ أَوْ وَاحِدَةٌ
Artinya: “Barangsiapa yang memiliki tiga anak perempuan dan sabar dalam mengasuhnya dalam susah dan dalam senang maka dia akan dimasukkan Alloh swt ke dalam surga karena rahmat Alloh swt terhadap anak-anak perempuan itu.” Lalu bertanya seorang laki-laki, “Bagaimana jika hanya dua orang Ya Rosulalloh?” Rosululloh menjawab, “Dan anak dua pun begitu”. Bertanya pula seorang laki-laki, “Bagaimana kalau hanya seorang wahai Rosulalloh?” Rosul menjawab, “Satu anakpun begitu juga.” (HR. Hakim)
Segera minta maaf jika melakukan kesalahan kepada suami, dan tidak menunda-nundanya.
Nabi shallallahu 'alaihi bersabda :
" أَلاَ أُخْبِرُكُمْ ....بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا الَّتِي إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ : لاَ أَذُوْقُ غُمْضًا حَتَّى تَرْضَى"
"Maukah aku kabarkan kepada kalian….tentang wanita-wanita kalian penduduk surga? Yaitu wanita yang penyayang (kepada suaminya), yang subur, yang selalu memberikan manfaat kepada suaminya, yang jika suaminya marah maka iapun mendatangi suaminya lantas meletakkan tangannya di tangan suaminya seraya berkata, "Aku tidak bisa tenteram tidur hingga engkau ridho kepadaku" (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Sahihah no 287)
إِسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِى الضِّلَعِ أَعْلاَهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَـمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
Artinya: “Berilah nasihat pada para wanita itu secara baik, sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dan sesungguhnya sebengkok-bengkok tulang rusuk adalah bagian atas. Maka jika anda meluruskannya dengan cara kasar maka tulang rusuk itu akan patah. Namun jika dibiarkan, dia akan tetap bengkok. Maka nasihatilah para wanita itu dengan sebaik-baiknya.” (HR. Bukhori Muslim)
Karena sebagian wanita memiliki sifat angkuh, bahkan malah sebaliknya menunggu suami yang minta maaf kepadanya. selain hal tersebut diatas, ada hal yang harus dimengerti oleh seorang istri diantaranya:
Jika memiliki istri shalihah seperti itu, insyaAllah kehidupan keluarga yang dibinanya akan selalu dalam limpahan keberkahan dari Allah, sakinah, mawaddah wa rohmah serta dapat melahirkan putra-putri yang shalih shalihah serta menjadi penyejuk mata.
No comments:
Post a Comment